Panggung Krapyak, di tengah kota Yogyakarta, terletak sebuah bangunan bersejarah yang dikenal sebagai Kandang Menjangan.
Tempat ini merupakan saksi bisu dari aktivitas berburu para raja Kasultanan Yogyakarta hampir 250 tahun yang lalu.
Terletak di area yang dahulunya merupakan Hutan Krapyak, di mana putra Panembahan Senopati dulu meninggal dunia.
Jejak Bersejarah di Tengah Hutan: Panggung Krapyak dan Riwayat Berburu Raja-Raja Yogyakarta
Alamat: Jl. DI Panjaitan, Yogyakarta, Indonesia
Koordinat GPS: S7°49’39.5″ E110°21’37.9″
Hutan Krapyak: Arena Berburu Raja-Raja
Wilayah Krapyak, yang saat ini berada di sebelah selatan Kraton Yogyakarta, dahulu adalah hutan yang lebat dan kaya akan berbagai jenis hewan liar. Salah satu hewan yang mendominasi wilayah ini adalah rusa atau menjangan, sebagaimana penyebutannya dalam bahasa Jawa. Oleh karena itu, daerah ini menjadi tempat berburu yang populer bagi para Raja Mataram pada masa lampau
Prabu Hanyokrowati: Raja yang Wafat dalam Berburu
Salah satu raja yang memanfaatkan Hutan Krapyak sebagai arena berburu adalah Raden Mas Jolang, yang juga banyak ora tahu sebagai Prabu Hanyokrowati. Ia adalah putra Panembahan Senopati, raja kedua Kerajaan Mataram Islam. Pada tahun 1613, nasib tragis menimpanya ketika mengalami kecelakaan fatal dalam sebuah perburuan di daerah ini. Kematiannya menyebabkan ia dimakamkan di Kotagede dan diberi gelar Panembahan Seda Krapyak, merujuk pada tempat di mana ia wafat.
Panggung Krapyak: Jejak Sejarah Berburu Raja
Salah satu raja yang gemar berburu di Hutan Krapyak adalah Pangeran Mangkubumi, yang kemudian menjadi Sultan Hamengku Buwono I.
Ia memerintahkan pembangunan Kandang Menjangan lebih dari 140 tahun setelah wafatnya Prabu Hanyokrowati.
Panggung ini tidak hanya sebuah struktur fisik, tetapi juga merupakan penanda sejarah tentang pentingnya wilayah Krapyak sebagai tempat berburu.
Jika Anda ingin mengunjungi tempat ini, Anda bisa mengarahkan langkah ke selatan Alun-Alun Kidul, melewati Plengkung Gading dan Jalan D.I Panjaitan.
Setelah sekitar 3 kilometer perjalanan, Kandang Menjangan akan terlihat di tengah jalan.
Arsitektur dan Fungsi Panggung Krapyak
Panggung Krapyak memiliki struktur bangunan berbentuk persegi empat dengan ukuran 17,6 m x 15 m.
Dindingnya dibangun dari bata merah yang diberi lapisan semen cor, menjulang setinggi 10 m.
Meskipun usianya hampir mencapai seperempat milenium, bangunan ini tetap kokoh meskipun beberapa bagian mengalami kerusakan akibat gempa pada tahun 2006.
Kenikmatan Berburu dalam Kenyamanan
Bangunan ini mencerminkan kenyamanan yang membuat nyaman para raja selama berburu. Ketinggian Panggung Krapyak memberi mereka rasa aman dan nyaman saat mengintai hewan buruan, tanpa harus khawatir tentang serangan hewan buas.
Lantai dua, yang berfungsi sebagai tempat berburu, menawarkan ruang terbuka yang nyaman, sekelilingnya ada banya pagar berlubang dengan ketinggian yang tepat.
Panggung Krapyak: Lebih dari Tempat Berburu
Selain sebagai tempat berburu, spekulasi mengenai fungsi Panggung Krapyak juga merujuk pada kemungkinan penggunaannya sebagai pos pertahanan.
Diyakini bahwa dari tempat ini, ancaman musuh dari selatan dapat dipantau, memberi peringatan dini kepada Kraton Yogyakarta jika ada serangan.
Para prajurit menjaga tempat ini secara bergantian, sambil melatih kemampuan berburu dan keterampilan perang.
Poros Imajiner dan Makna Panggung Krapyak
Bangunnan ini memiliki makna yang mendalam dalam poros imajiner kota Yogyakarta, menghubungkan Gunung Merapi, Tugu Jogja, Kraton Yogyakarta, Panggung Krapyak, dan Laut Selatan.
Poros ini melambangkan perjalanan hidup manusia, dari lahir hingga dewasa. Wilayah sekitar Kandang Menjangan menggambarkan kehidupan manusia saat masih dalam kandungan, dengan kampung Mijen di sebelah utara sebagai simbol benih manusia.
Panggung Krapyak: Menapaki Jejak Sejarah Kraton Yogyakarta
Mengunjungi bangunan ini tidak hanya sekadar mengunjungi sebuah bangunan bersejarah, tetapi juga menapaki jejak-jejak sejarah Keraton Yogyakarta dan aktivitas berburu para raja.
Tempat ini mengajak kita merenung tentang kehidupan dan peradaban masa lampau, serta makna dalam setiap struktur dan ruangnya.
Memeluk Sejarah di Panggung Krapyak: Mengenang Riwayat Berburu Raja-Raja Yogyakarta
Dengan segala keunikannya, Panggung Krapyak tetap menjadi saksi bisu dari masa lalu yang penuh petualangan dan keberanian.
Dalam keheningannya, bangunan ini menceritakan kisah berburu para raja dengan warna-warna sejarah yang masih terpancar dari dinding-dindingnya. Mengunjungi Kandang Menjangan, kita tidak hanya menyelami jejak-jejak masa lalu, tetapi juga merenungi makna kehidupan dan keberanian yang membentuk sejarah Kraton Yogyakarta.
Sebuah pengalaman yang memberi kita wawasan lebih dalam tentang warisan budaya dan nilai-nilai yang terus hidup dalam tarian waktu.