Semiotika adalah cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang tanda atau simbol serta makna yang terkandung di dalamnya. Salah satu tokoh besar dalam bidang semiotika adalah Roman Jakobson. Roman Jakobson adalah seorang ahli sastra, filolog, dan linguis Rusia-Amerika yang hidup pada abad ke-20. Dalam teorinya mengenai fungsi-fungsi bahasa, Jakobson melihat bahasa sebagai struktur yang kompleks dengan enam faktor komunikasi.
Selanjutnya, artikel ini akan membahas tentang teori semiotika Roman Jakobson dengan mengulas keenam faktor bahasa yang dia kemukakan serta fungsi-fungsi bahasa yang muncul dalam komunikasi.
Roman Jakobson
Roman Jakobson lahir pada tanggal 11 Oktober 1896 di Moskow, Rusia, dan meninggal pada 18 Juli 1982 di Boston, Amerika Serikat. Ia adalah seorang sarjana, linguis, dan ahli sastra yang merupakan salah satu tokoh paling berpengaruh dalam studi semiotika dan linguistik abad ke-20. Dalam pengenalan Roman Jakobson, kita dapat membaginya menjadi tiga sub bab berikut:
Perjalanan Hidup dan Karier Akademik
Roman Jakobson mengalami masa muda yang beragam dan menarik. Ia belajar di Moskow dan Zurich, memulai kariernya sebagai seorang linguis di Praha, dan akhirnya pindah ke Moskow pada tahun 1920-an. Pada periode ini, ia berkenalan dengan sejumlah tokoh terkemuka dalam dunia linguistik, termasuk Ferdinand de Saussure, seorang ahli linguistik yang dianggap sebagai bapak ilmu semiotika modern.
Kemudian, pada tahun 1940-an, Roman Jakobson menjadi bagian dari intelektual kelompok ‘Harvard Circle’ di Amerika Serikat, di mana dia berkolaborasi dengan ilmuwan sosial, antropolog, dan sastrawan terkenal, termasuk Claude Lévi-Strauss, Talcott Parsons, dan Claude Shannon. Keahliannya dalam berbagai bahasa memungkinkannya untuk memperluas pemahaman tentang fenomena linguistik dan budaya dari berbagai sudut pandang.
Kontribusi dalam Bidang Semiotika dan Linguistik
Roman Jakobson merupakan seorang linguis dan semiotikus yang produktif. Ia mengembangkan berbagai teori bahasa yang menjadi dasar dari bidang studi semiotika. Salah satu kontribusi terbesarnya adalah teori tentang fungsi-fungsi bahasa, yang ada pada artikel sebelumnya. Ia juga memperkenalkan konsep metonimi dan metafora sebagai elemen penting dalam proses bahasa dan makna.
Roman Jakobson tidak hanya berfokus pada aspek struktural bahasa tetapi juga memperluas pemikiran ke ranah sastra, khususnya dalam kajian sastra formalistik Rusia. Keahliannya dalam bidang sastra membantu menghidupkan kembali kajian sastra formalistik Rusia di kalangan cendekiawan Barat.
Warisan dan Pengaruh
Peninggalan intelektual Roman Jakobson dalam bidang semiotika, linguistik, dan sastra tetap berpengaruh hingga saat ini. Karya-karyanya mempengaruhi banyak generasi akademisi dan telah menjadi landasan bagi berbagai penelitian dan pengembangan di bidang komunikasi, sastra, dan linguistik modern.
Warisannya sebagai seorang ahli semiotika dan kritikus bahasa telah memberikan kontribusi yang tak ternilai dalam memahami kompleksitas bahasa dan makna di baliknya. Meskipun telah meninggal, pemikiran Jakobson terus menjadi inspirasi bagi banyak peneliti dan intelektual di seluruh dunia, dan pengaruhnya tetap terasa dalam berbagai cabang ilmu yang ia geluti.
Baca Juga: Hubungan Sastra dan Politik dalam Konteks Sosial
Faktor Bahasa Roman Jakobson
1. Faktor Pengirim (Adresser)
Faktor ini merujuk pada seseorang yang berusaha menyampaikan gagasan atau pesan kepada penerima. Oleh karena itu, pengirim berperan sebagai subjek aktif dalam proses komunikasi.
2. Faktor Penerima (Addressee) Roman Jakobson
Selanjutnya, faktor penerima merupakan pihak yang menjadi sasaran oleh pengirim, bisa berupa pembaca, pendengar, atau khalayak sebagai objek penerima pesan.
3. Faktor Konteks (Context)
Konteks adalah faktor yang memungkinkan penerima memahami amanat yang pengirim sampaikan. Oleh karenanya, konteks ini bisa mencakup berbagai hal, seperti latar belakang, situasi, atau kondisi yang mempengaruhi komunikasi dalam skema Roman Jacobson.
4. Faktor Message (Amanat) Roman Jakobson
Selanjutnya, faktor ini merupakan isi pesan atau gagasan yang hendak pengirim sampaikan kepada penerima. Hasilnya, amanat ini menjadi inti dari komunikasi yang ingin disampaikan.
5. Faktor Kontak (Contact)
Kontak menjadi hal yang penting dalam memahami sebuah pesan. Untuk dapat berkomunikasi, penyampai pesan harus menghubungkan ujaran dengan hal yang menraik, baik secara lisan maupun non-lisan.
6. Faktor Kode (Code) Roman Jakobson
Kode merujuk pada sistem atau bentuk ujaran dari pengirim yang harus penerima pesan atau target pahami dalam skema bahasa Roman Jacobson.
Adapun bentuk skema faktor bahasa Roman Jacobson adalah sebagai berikut:
Addressre mengirimkan message kepada addresse. Agar dapat terjalin komunikasi pesan memerlukan contect yang dapat addresse terima. Pesan tersebut diwadahi oleh sebuah code secara lisan atau tidak. Kemudian suatu contact antara addresser dan adresse memungkinkan keduanya berkomunikasi.
Fungsi-Fungsi Bahasa dalam Komunikasi Semiotika Roman Jakobson
Setiap faktor dalam komunikasi bahasa saling berhubungan dan menghasilkan fungsi-fungsi bahasa yang berbeda. Menurut Jakobson, dominasi salah satu faktor akan melahirkan fungsi bahasa tertentu dalam komunikasi. Berikut adalah enam fungsi bahasa yang Jakobson kemukakan:
1. Fungsi Refrensial Semiotika Roman Jakobson
Fungsi ini terjadi ketika komunikasi banyak diisi oleh informasi tentang acuan atau referen. Kemudian, komunikasi dengan fungsi refrensial banyak menjelaskan peristiwa dan keadaan tertentu.
2. Fungsi Emotif Semiotika Roman Jakobson
Fungsi ini muncul ketika peristiwa komunikasi didominasi oleh ekspresi pengirim yang menunjukkan perasaan atau hal-hal yang berkaitan dengan pribadi pembicara.
3. Fungsi Konatif Semiotika Roman Jakobson
Fungsi konatif terjadi ketika peristiwa komunikasi didominasi oleh upaya pengirim untuk mempengaruhi atau mengubah perilaku penerima pesan. Contoh dari fungsi konatif adalah kalimat perintah seperti “Minum!” yang mengharapkan penerima untuk melakukan sesuatu.
4. Fungsi Fatis Semiotika Roman Jakobson
Fungsi fatis menekankan pada bagaimana sebuah komunikasi dibangun, termasuk cara memulai, menjaga alur, dan mengakhiri komunikasi. Kemudian, fungsi ini juga digunakan untuk menarik perhatian lawan bicara atau mempertahankan perhatian lawan bicara.
5. Fungsi Puitik Semiotika Roman Jakobson
Selanjutnya, fungsi puitik muncul ketika pesan berfokus pada bentuk atau gaya penyampaian pesan. Oleh karena itu, fungsi semiotika Roman Jakobson ini dominan dalam pemakaian bahasa sastra, di mana pemilihan diksi dan gaya bahasa menjadi perhatian utama.
6. Fungsi Metalingual Semiotika Roman Jakobson
Fungsi ini menekankan pada kode bahasa itu sendiri. Kemudian, hal tersebut muncul ketika komunikasi membahas atau menjelaskan penggunaan bahasa untuk menjelaskan bahasa itu sendiri.
Kesimpulan Semiotika Roman Jakobson
Semiotika Roman Jakobson menghadirkan teori tentang fungsi-fungsi bahasa dalam komunikasi. Ia mengidentifikasi keenam faktor bahasa yang berperan dalam proses komunikasi dan menghubungkannya dengan enam fungsi bahasa yang berbeda. Setiap fungsi bahasa mengandung elemen-elemen yang saling berhubungan dan mempengaruhi komunikasi secara keseluruhan.
Akhirnya, dengan memahami teori semiotika Roman Jakobson, kita dapat lebih mendalam tentang proses komunikasi bahasa dan pemaknaan di dalamnya. Teori ini tetap relevan dan memberikan kontribusi penting dalam bidang linguistik dan sastra hingga saat ini.
Baca Juga: Strata Norma Roman Ingarden