Chelsea siasati aturan FFP? Akhir-akhir ini pertanyaan ini santer menjadi perbincangan!
Pasca beralihnya kepemilikan Chelsea ke tangan Todd Buehly, klub ini telah menunjukkan kemampuan unik. Antara lain yakni kemampuan transfer pemain gila-gilaan dan kemampuan dalam mengelola aturan-aturan yang mengatur dunia sepak bola, khususnya Financial Fair Play (FFP) yang getol UEFA komandoi.
Dugaan Chelsea siasati aturan hingga saat ini masih panas dan belum ada keputusan. Dengan manuver-manuver yang langka, Chelsea terlihat seperti seorang pionir yang berusaha mencari celah dalam peraturan tersebut.
Pendekatan Chelsea terhadap kontrak pemain baru mereka adalah sesuatu yang langka. Mereka telah menandatangani kontrak dengan durasi yang jauh melampaui standar biasanya. Bahkan, durasi kontrak yang Chelsea sepakati dengan pemain mencapai hingga sembilan tahun. Selain itu, nilai kontrak yang besar juga sebanding dengan durasi penekenan kontrak.
Chelsea Siasati Aturan FFP Via Durasi Kontrak Panjang? UEFA Bertindak?
Mari kita telaah satu per satu contoh kasus ini. Enzo Fernandez, salah satu rekrutan baru Chelsea, menandatangani kontrak senilai 121 juta Euro dengan durasi kontrak yang mencapai 9 tahun!
Benoit Badiashile juga tidak kalah mengejutkan dengan kontrak senilai 38 juta Euro dan durasi 7.5 tahun.
Begitu juga dengan Mykhailo Mudryk yang meneken kontrak senilai 70 juta Euro dengan durasi 8.5 tahun.
Marc Cucurela dan Nicolas Jackson juga tak kalah, dengan kontrak masing-masing senilai 68 juta Euro dan 37 juta Euro, serta durasi masing-masing 6 tahun dan 8 tahun.
Bahkan rekrutan teranyar paling gres, Moises Caicedo, menandatangani kontrak senilai 116 juta Euro dengan durasi yang mengagetkan, yaitu 9 tahun! Begitu juga dengan Romeo Lavia yang meneken kontrak senilai 62 juta Euro dengan durasi 8 tahun. Pertanyaannya, apakah ini bisa menjadi sebagai sebuah siasat terhadap aturan FFP?
Aturan FFP yang UEFA berlakukansebenarnya telah menjadi momok bagi klub-klub besar dengan sumber daya finansial yang melimpah. Namun, Todd Buehly nampaknya telah menemukan celah dalam aturan tersebut. Terbukti dengan strategi pemain-pemain dengan kontrak berdurasi sangat panjang, Chelsea nampaknya ingin memaksimalkan potensi para pemain muda mereka.
Namun, apakah ini bisa benar-benar sebuah siasat cerdik dalam menghadapi aturan? Aturan FFP sendiri berlaku untuk memastikan kestabilan finansial klub-klub dan mencegah praktik utang yang berlebihan. Strategi Chelsea siasati aturan yang unik ini tentu saja menuai pro dan kontra. Ada yang berpendapat bahwa Chelsea hanya mencoba untuk memanfaatkan celah dalam aturan demi kepentingan klub. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa langkah ini adalah bentuk inovasi dalam menghadapi peraturan yang kadang-kadang terasa kaku.
Moco juga Al-Nassr Jeblok Di Dua pertandingan Awal Saudi Pro League
Punya Pemain Pinjaman Terbanyak Hingga Aturan Diperbarui
Sebelumnya, Chelsea juga telah menciptakan riwayat dalam bermain-main siasati aturan yang lain. Ingatlah ketika klub ini memiliki banyak pemain pinjaman di klub-klub Eropa lain? Pada musim 2020/2021, Chelsea memiliki total 37 pemain yang mereka pinjamkan ke klub-klub lain. Hal ini akhirnya mendorong dilakukannya perubahan terkait aturan pemain pinjaman dalam sepak bola.
Dalam dunia yang terus berkembang, klub-klub seperti Chelsea terlihat tidak hanya fokus pada lapangan hijau, tetapi juga di luar lapangan. Mereka berusaha mencari celah dalam aturan demi kepentingan klub dan perkembangan sepak bola secara keseluruhan. Apakah Chelsea benar-benar menjadi pionir dalam siasati aturan? Ataukah ini hanya langkah kontroversial dalam menghadapi peraturan yang kadang-kadang terasa kaku? Hanya waktu yang akan memberikan jawaban atas pertanyaan ini.