Stasiun Patukan Jogja, stasiun kereta api sering menjadi pintu gerbang yang menghubungkan berbagai destinasi di berbagai daerah. Namun, ada stasiun yang mungkin belum begitu dikenal luas oleh banyak orang, seperti Stasiun Patukan Jogja (PTN). Mari kita telusuri lebih dalam tentang stasiun yang terletak di Ambarketawang, Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta ini.
Sebuah Perjalanan ke Dunia Kereta Api yang Tersembunyi
Lokasi dan Sejarah Stasiun Patukan Jogja
Stasiun Patukan (PTN) berlokasi di Kalurahan Ambarketawang, Kapanéwon Gamping, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Letaknya hanya sekitar 100 meter sebelah timur jalan raya Sidoarum-Gamping. Terletak pada ketinggian +88 meter, stasiun ini menjadi yang paling barat di Kabupaten Sleman. Nama “Patukan” sendiri diambil dari nama dusun tempat stasiun ini berdiri.
Kehadiran Stasiun Patukan Jogja bukan hanya sebagai tempat transit bagi penumpang kereta api. Sore hari, stasiun ini menjadi tempat ramai banyak orang berkunjung dari masyarakat sekitar dan bahkan dari daerah-daerah di sekitar Dusun Patukan. Meskipun tidak ada kereta api yang berhenti secara rutin di stasiun ini, terdapat beberapa situasi yang menjadikan Stasiun Patukan sebagai pilihan sementara.
Seperti saat terjadi penyusulan antarkereta api atau ketika stasiun kereta api terminal Kota Yogyakarta. Seperti Yogyakarta dan Lempuyangan, penuh sehingga kereta api harus singgah di sini untuk menunggu giliran.
Transformasi Stasiun dan Tata Letak Baru
Seiring dengan perkembangan transportasi kereta api di Indonesia, Stasiun Patukan Jogja juga mengalami perubahan signifikan. Awalnya, stasiun ini hanya memiliki tiga jalur kereta api, dengan jalur 1 yang lama berfungsi sebagai jalur lurus. Namun, sejak beroperasinya jalur ganda di segmen Kutoarjo-Yogyakarta pada tahun 2006-2007, tata letak stasiun ini mengalami total revolusi. Jalur 1 yang lama kini menjadi jalur 2 sebagai sepur lurus arah hulu (Yogyakarta. Dan jalur 2 yang lama menjadi jalur 3 sebagai sepur lurus arah hilir (Kutoarjo). Pembangunan jalur 1 yang baru dan jalur 4 sebagai sepur belok, sementara jalur 5 menjadi jalur simpan dan lengkap dengan perintang sarana tipe kupu-kupu.
Selain itu, Stasiun Patukan Jogja sekarang menggunakan bangunan baru yang dibangun oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Bangunan lama stasiun ini, yang merupakan peninggalan DKA (Djawatan Kereta Api), harus di robohkan akibat pembangunan jalur 1 yang baru. Perubahan ini menjadikan Stasiun Patukan lebih modern dan fungsional sesuai dengan tuntutan zaman.
Prasasti Perjalanan Ganda
Saat berada di peron dekat ruang kepala stasiun, Anda akan menemukan sebuah prasasti peresmian jalur ganda Kutoarjo-Yogyakarta. Prasasti ini di pasang pada November 2007 dan merupakan hasil dari kerja sama dengan Jepang melalui Japan Bank for International Cooperation. Prasasti ini menjadi saksi bisu dari perkembangan perkeretaapian di wilayah tersebut.
Stasiun Patukan Jogja, meskipun mungkin tidak sering menjadi destinasi utama. Memiliki sejarah dan peran penting dalam konektivitas perjalanan kereta api di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Saat Anda melintasi wilayah ini, jangan lupa untuk menyempatkan diri melihat stasiun yang telah mengalami transformasi dan menjadi bagian penting dari perjalanan kereta api di Jogja.
Stasiun Patukan Jogja: Mengenang Sebuah Warisan Kereta Api yang Tak Terlupakan
Dalam perjalanan ini, kita telah menjelajahi Stasiun Patukan Jogja, sebuah titik yang mungkin tak terlalu sering menjadi sorotan, namun memiliki sejarah dan pesona tersendiri dalam sistem kereta api Indonesia. Dengan tata letak yang baru, bangunan yang modern, dan prasasti perjalanan ganda yang menandai kemajuan perkeretaapian, Stasiun Patukan terus hidup sebagai bagian penting dalam jaringan transportasi kereta api di Daerah Istimewa Yogyakarta. Mengingat warisan ini adalah sebuah penghormatan kepada peran pentingnya dalam membawa kita dari satu tempat ke tempat lain dengan aman dan nyaman.